Ketiadaan Yang Kau Buat
Aku adalah puisi yang
kemarin sore tak jadi kau tulis,
Kau lebih pilih
lanjut membaca novel tuamu sambil membayangkan sumpahku
Jika kau menuliskan
tentang diriku; tintamu takkan kunjung habis.
Aku juga debu dilantai kamarmu yang setiap hari kau sapu,
Rela kembali menyusup lewat bawah pintumu oleh tiupan angin.
Aku juga debu dilantai kamarmu yang setiap hari kau sapu,
Rela kembali menyusup lewat bawah pintumu oleh tiupan angin.
Dan aku juga tembok kelas disamping kursi favoritmu
yang menunggu
coretanmu bertuliskan nama kita
Aku adalah ketiadaan yang kau buat,
Yang hari demi hari hanya berharap
Kau anggap aku,
Ada.
(Dio Aikel)
Kesalahan favoritku
Kesalahan favoritku
adalah kesalahan yang tak ingin ku perbaiki.
Pernah mencintaimu, misalnya.
Aku ingin
mengenangnya seperti layang-layang putus yang pernah ku kejar
Namun tersangkut
dipohon tinggi, dan aku tak bisa memanjat.
Hari ini kubayangkan
layang-layang tersebut jatuh,
Dan mengejarnya sekali lagi,
Kau kesalahan yang selalu ingin ku ulang-ulang,
Kau kesalahan yang selalu ingin ku ulang-ulang,
hingga memilkimu
adalah kebenaran
Yang hanya ingin ku tahu,
Yang hanya ingin ku tahu,
Kelak
(Dio Aikel)
(Dio Aikel)
Cintailah Aku Disini
Di puisi ini hanya ada kau,
Dan aku yang terluka & terlupa
Aku tak ingin siapa-siapa lagi
kecuali satu kata; Kita.
Dan aku yang terluka & terlupa
Aku tak ingin siapa-siapa lagi
kecuali satu kata; Kita.
Disetiap ku tuliskan Aku Mencintaimu
Izinkan aku selalu lupa tanda titik
Diantara jarak tiap satu kata disini
Aku menunggu, Kau.
Izinkan aku selalu lupa tanda titik
Diantara jarak tiap satu kata disini
Aku menunggu, Kau.
Cintailah aku disini,
Atau ingatlah aku sekali lagi.
Sebab tak ada lagi selain kau disini
kecuali satu kata; Aku.
Atau ingatlah aku sekali lagi.
Sebab tak ada lagi selain kau disini
kecuali satu kata; Aku.
(Dio Aikel)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar